Media Massa – Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada Jumat (16/8/2024). Hal itu dipicu oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya harapan akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September mendatang. Selain itu, ketegangan di Timur Tengah juga turut mendorong permintaan terhadap emas.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot melesat 1,7% menjadi US$ 2.498,72 per ons pada pukul 18:27 GMT, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi di level US$ 2.500,99. Sementara itu, harga kontrak berjangka emas AS ditutup melejit 1,8% menjadi US$ 2.537,8 per ons. Sepanjang pekan ini, emas mengalami kenaikan sebesar 2,8%.
Indeks dolar turun 0,4% dan mencatatkan penurunan selama empat minggu berturut-turut, membuat emas lebih menarik bagi pembeli dari luar negeri.
“Emas melonjak ke rekor tertinggi baru dan menembus angka US$ 2.500 setelah dua minggu perdagangan yang sangat fluktuatif, dimana bulls akhirnya menunjukkan kekuatannya,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Kini, perhatian tertuju pada simposium tahunan ekonomi the Fed di Jackson Hole, Wyoming. Di saat itu, Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan memberikan pidato pada Jumat depan. Dalam pidatonya, diharapkan Powell akan memberikan pandangan lebih rinci tentang pemangkasan suku bunga yang akan datang.
Rilis indeks harga produsen dan indeks harga konsumen pada Juli menunjukkan inflasi mulai mereda, yang dapat membuat The Fed tetap berada di jalur untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan.