Menu

Mode Gelap
7 Aturan Baru Pinjol, Debt Collector Boleh Tagih Nasabah Ormas GRIB Serang Markas Pemuda Pancasila di Bandung LA AS Seperti Neraka! Korban Tewas Terpanggang dan Terjadi Penjarahan Pemeran Arya Soma dalam Serial Mak Lampir Tewas Dibunuh 10.000 Bangunan Hancur, 11 Penduduk Tewas Akibat Kebakaran LA Darso Warga Semarang Tewas Usai Dijemput Polisi Jogja

Berita

Maraknya Jumlah Mahasiswa Apatis di Wilayah Kampus UNTAG Surabaya

badge-check


					Maraknya Jumlah Mahasiswa Apatis di Wilayah Kampus UNTAG Surabaya Perbesar

Mediamassa.co.id – Mengenai mahasiswa apatis di lingkungan kampus UNTAG Surabaya adalah bahwa sikap tersebut menjadi tantangan dalam menciptakan atmosfer akademik yang dinamis dan partisipatif. Mahasiswa apatis cenderung kurang peduli terhadap kegiatan kampus, baik yang bersifat akademik maupun non-akademik, sehingga mengurangi semangat kolektif dalam membangun komunitas yang inklusif dan progresif. Sikap apatis ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya rasa memiliki terhadap kampus, beban akademik yang berat, atau minimnya dorongan dari lingkungan untuk aktif berpartisipasi. Namun, sikap ini perlu diatasi karena partisipasi mahasiswa dalam organisasi, acara, dan diskusi kampus dapat meningkatkan kualitas diri mereka, baik dalam hal soft skills maupun kontribusi terhadap masyarakat sekitar. Mahasiswa sering disebut sebagai agen perubahan (agent of change) yang diharapkan mampu membawa perubahan positif dalam masyarakat. Namun, realitas di Kampus Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa menyadari atau menjalankan peran tersebut. Fenomena apatisme mahasiswa, yang semakin marak di kalangan kampus, menjadi tantangan besar yang tidak boleh dianggap sepele. Dalam artikel ini, kita akan membahas akar masalah apatisme, dampaknya pada lingkungan kampus, serta solusi untuk mengatasi masalah ini.

Apatisme mahasiswa adalah sikap tidak peduli atau kurangnya minat mahasiswa terhadap isu-isu penting, baik di dalam maupun di luar kampus. Sikap ini sering ditandai dengan:

1. Rendahnya tingkat partisipasi dalam kegiatan organisasi kampus, seminar, atau diskusi akademik.

2. Minimnya kepedulian terhadap isu sosial, politik, atau lingkungan.

3. Ketidak pedulian terhadap kebijakan kampus yang memengaruhi kehidupan mereka sebagai mahasiswa

Di UNTAG Surabaya, apatisme ini dapat terlihat dari rendahnya partisipasi mahasiswa dalam acara kemahasiswaan atau organisasi intra dan ekstra kampus. Padahal, kegiatan tersebut dapat menjadi ruang untuk mengasah keterampilan dan wawasan mahasiswa. Solusi Mengatasi apatisme Mahasiswa di UNTAG Surabaya. Mengatasi apatisme mahasiswa memerlukan upaya bersama dari mahasiswa, dosen, dan pihak kampus seperti Meningkatkan Kesadaran melalui Pendidikan dan Diskusi,Memfasilitasi Kegiatan Kemahasiswaan,Membentuk komunitas atau Klub Minat Khusus, Mengintegrasikan Aktivitas Sosial ke Dalam kurikulum,Mengadakan Program pembelajaran bersama,Memberikan Apresiasi Kepada mahasiswa Aktif dan maraknya apatisme mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya adalah fenomena yang membutuhkan perhatian serius. Sebagai agen perubahan, mahasiswa seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk berkontribusi dalam isu-isu sosial, politik, dan budaya. Namun, berbagai faktor, seperti tekanan akademik, individualisme, dan kurangnya dukungan dari kampus, membuat mahasiswa cenderung apatis.

Oleh karena itu, penting bagi pihak kampus dan mahasiswa aktif untuk menciptakan ruang-ruang yang lebih inklusif, relevan, dan menarik agar mahasiswa apatis merasa terdorong untuk terlibat. Dengan partisipasi yang lebih luas, kampus UNTAG Surabaya dapat menjadi lingkungan yang lebih hidup dan produktif bagi seluruh mahasiswanya. Melalui upaya kolaboratif antara mahasiswa, dosen, dan pihak kampus, apatisme ini dapat diatasi. dukungan yang tepat, Anda dapat mengatasi apatisme dan kembali menjalani hidup yang lebih baik.

Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa apatis atau apatisme dapat dipahami sebagai kondisi kejiwaan di mana seseorang kehilangan minat, antusiasme, dan perasaan terhadap berbagai aspek kehidupannya, termasuk sosial, emosional, dan fisik. Ini mencakup sikap acuh tak acuh dan ketidakpedulian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Pengidap
apatis cenderung menarik diri dari interaksi sosial, tampak pasif terhadap perubahan, dan mungkin mengalami kesulitan dalam menikmati aspek-aspek kehidupan yang sebelumnya mereka nikmati. Meskipun sering dikaitkan dengan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya, apatis juga dapat menjadi gejala penyakit fisik tertentu. Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani “pathos,” yang berarti gairah atau emosi, menggambarkan hilangnya gairah dan emosi dalam kehidupan individu yang mengalaminya. Apatisme mahasiswa juga merupakan masalah
kompleks yang membutuhkan solusi menyeluruh. Baik mahasiswa, institusi pendidikan, maupun wilayah kampus UNTAG secara umum memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini. Dengan meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan partisipasi,diharapkan
apatisme dapat diatasi dan mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang lebih baik dan perlu di ingat karena setiap individu memiliki alasan dan motivasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi apatisme juga harus disesuaikan dengan konteks dan karakteristik masing-masing individu.

Andra Rizky Syahputra

1152300063

Teknik penulisan ilmiah (H)

Universitas 17 agustus 1945 Surabaya, Ilmu Komunikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

10.000 Bangunan Hancur, 11 Penduduk Tewas Akibat Kebakaran LA

11 Januari 2025 - 23:41 WIB

Darso Warga Semarang Tewas Usai Dijemput Polisi Jogja

11 Januari 2025 - 16:16 WIB

Respon Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya Dalam Menyikapi AI

9 Januari 2025 - 15:21 WIB

Mahasiswa Ilkom UNTAG Surabaya Tanamkan Jiwa Kebangsaan Lewat Cinta Lingkungan

6 Januari 2025 - 20:41 WIB

Mahasiswa Universitas 17 Agustus, Menanamkan Nasionalisme Melalui Lagu Indonesia Raya

6 Januari 2025 - 13:07 WIB

Trending di Berita