Mediamassa.co.id - Media penyiaran berperan dalam menyampaikan informasi, seperti radio dan televisi sebagai media yang banyak diminati. Faktor utamanya adalah karena informasi dapat tersebar dengan cepat dan praktis, pun bentuknya tidak membosankan karena mengedepankan esensi audio dan visual. Seiring berjalannya waktu, sistem penyiaran media televisi dan radio mengalami perkembangan, terutama karena laju teknologi yang dinamis.
Perkembangan penyiaran televisi dan radio berlangsung cukup panjang. Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI memulai sejarahnya dalam mencoba siaran televisi pertama di Indonesia.. Hal ini mendorong adanya peresmian oleh pemerintah pada tanggal 24 Agustus 1962. Berbagai media penyiaran televisi mulai bermunculan yang disusul oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Pada 25 Agustus 1990, muncul pula Surabaya Central Televisi (SCTV). Penyiaran televisi semakin berkembang mulai tahun 1991 atas izin pemerintah baik secara lokal maupun nasional dengan output mengadopsi televisi terestrial digital. Hingga pada tahun 2023, siaran free to air berpindah ke televisi digital sebagai medium penyiaran televisi terestrial. Sementara itu, siaran Radio muncul ketika radio swasta Belanda yang bernama Bataviasche Radio Vereeniging (BRV) pada 1925 ada di Indonesia dan Radio Malabar di Bandung. Awalnya sistem penyiaran radio memiliki perbedaan dalam konteks konten penyiaran, yaitu adanya jaringan yang berorientasi pada budaya barat dan jaringan yang berorientasi pada budaya timur.
Media penyiaran dan perkembangan teknologi saling berkaitan. Televisi dan radio menjadi media yang paling digemari oleh masyarakat luas karena menyajikan berbagai konten menarik seperti musik, olahraga, film, hingga reality show. Sayangnya, kedua media tersebut dewasa ini mengalami penurunan karena konvergensi teknologi yang kian berkembang hingga memunculkan media sosial yang lebih praktis dan beragam.
Penyiaran media televisi mengalami penurunan jumlah penonton, sampai terdapat prediksi bahwa suatu hari televisi akan ditinggalkan karena teknologi internet sangat memengaruhi. Adanya konvergensi teknologi ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya berupa percepatan penyebaran informasi, beberapa media penyiaran di televisi dapat melakukan live streaming dengan reporter atau pencari berita melakukannya langsung di tempat. Tidak ada lagi batasan wilayah dalam penyiaran dan terbukanya aksesibilitas. Namun, hal ini juga menimbulkan dampak negatif karena mudahnya penyiaran dan banyaknya platform karena kecanggihan teknologi, penonton banyak berpindah ke platform di media sosial dibandingkan menonton melalui televisi atau dapat dikatakan sebab banyaknya opsi media untuk diakses. Selain itu, terkadang terdapat tantangan berupa ketidaksesuaian regulasi yang mencakup hak cipta dan perlindungan terhadap audiens, karena adanya kecepatan perubahan teknologi sehingga menimbulkan ketidakpastian.
Sedangkan dalam ranah media penyiaran radio sendiri, dampak negatif yang dirasakan kurang lebih sama seperti yang media penyiaran televisi alami, yaitu persaingan antarmedia. Tetapi, di samping itu karena adanya konvergensi teknologi yang kian canggih, sistem penyiaran radio juga terbantu atas itu. Awalnya penyiaran radio menggunakan Modulasi Amplitudo (AM) sebagai transmisi sinyal suara walau dengan keterbatasan kualitas serta kejernihan sinyal. Setelah itu, muncul Frekuensi Modulasi (FM) yang membuat transmisi suara semakin jernih, bahkan terus dipergunakan sampai saat ini. Sampai saat ini, muncul teknologi radio berupa radio digital dengan kualitas dan peningkatan fitur yang lebih canggih, seperti streaming dan radio satelit. Radio yang dulunya hanya dipergunakan sebagai media mengirim pesan, kini jangkauannya semakin luas yang mencakup penyiaran program musik, drama, film,dan berita penting lainnya. Semakin banyak saluran yang bermunculan dengan jangkauan yang lebih jauh. Evolusi semacam ini merupakan dampak dari konvergensi teknologi, yaitu munculnya radio streaming dan radio konvensional sehingga keterkaitan dengan audiens semakin erat.
Konvergensi teknologi berdampak terhadap dinamika penyiaran televisi dan radio yang mengharuskan adanya digital dividend, memperhatikan kepentingan publik, serta efisiensi industri yang regulasinya harus dipertimbangkan secara cermat. Selain karena adanya persaingan yang ketat antarmedia, tetapi kecermatan dalam penerapan kebijakan penyiaran juga harus senantiasa diperhatikan. Media televisi dan radio tidak hanya perlu melakukan adaptasi berbagai inovasi yang kreatif, tetapi juga adaptasi dengan regulasi dan perubahan pola konsumsi di tengah tantangan etika penyiaran yang semakin kompleks.
Era konvergensi teknologi yang mengintegrasikan berbagai teknologi menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi media penyiaran, termasuk radio dan televisi, karena banyaknya keterkaitan aspek seiring berkembangnya teknologi sebagai bagian dari industri telekomunikasi dan media. Konvergensi teknologi mengarah tepat pada konvergensi media dengan satu tujuan sehingga tercipta percepatan industri media penyiaran dewasa ini.
Penulis : An Nisa Dira Rasisa
Dosen Pengampu : Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A.
NBI : 1152400181
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Mata Kuliah Sistem Komunikasi Indonesia Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
0 Komentar